Selasa, 28 Februari 2012


Dalam kerinduan
yang mengalir dalam samudera cintaNya
Lewat nada-nada terindah
berbalut kasih yang mulia
Kala sayup-sayup lembut doa
terurai harap lepaskan rindu
Dia 'kan selalu ada
Ketika hati terkurung parasut kusut kehampaan
Terpaan godaan membalut kesombongan
Rindukanlah Dia
Karena cinta yang Dia berikan
takkan pernah habis
termakan masa
Menembus lurus melewati batas demi batas lazuardi
Doa akan cinta terlantun tak
akan pernah berhenti
Hingga air mata penuh keikhlasan
akan cintaMu
Mengiringi tiap untaian ingatku
kepadaMu
Fabiayyi ala irrabi kuma tukadzibban
Maka nikmatNya yang manakah yang pantas
kau dustakan?
Demi masa yang mengantarkan kami
dalam kehidupan dan kematian
Lewat takdir dan kuasaNya
Demi Engkau yang senantiasa
ada dan akan selalu hadir
dalam rangkaian cinta hambaNya
Demi cinta yang lurus dan agung
Putih suci seikhlas cinta malaikat
kepadaMu..
Semoga aku juga begitu..

***

Ku berkaca pada samudera cintaNya
Adakah cintaku lekat di hatiNya?

Minggu, 12 Februari 2012

Aku Cinta?


Aku duduk termenung dalam diam yang tak berujung. Sedikit demi sedikit terasa semilir angin sejuk merasuk tiap sudut-sudut hatiku. Kulirik jam tangan dan kutatap lekat-lekat angka demi angka yang tertera disana. Sejenak aku berpikir, mungkinkah segala kebenaran dan kenyataan akan terbuka? Bulan mulai memunculkan dirinya bergabung dengan langit malam yang kelam.

Sayup-sayup suara binatang malam pun terdengar merintih, seakan mengetahui keadaan hatiku yang tak kunjung reda dalam sendu. Pikiranku kini menjerit, "Sampai kapan kau mau menyakiti dirimu sendiri? Tak sadarkah kau bahwa sedikit demi sedikit hidupmu telah kau hancurkan hanya karna orang seperti dia!"

Aku hanya tersenyum lirih dan tetap diam sembari terus melihat jarum jam yang terus berputar dan seketika membuatku bosan. Kularikan pandanganku ke arah bintang-bintang yang mulai muncul di latar belakang langit gelap. Sampai kapan aku harus menunggu? batinku. Di luar sana tak ada seorang pun yang menampakkan dirinya, hanya suara-suara mengalun merdu yang terukir lewat untaian kalimat-kalimat Allah yang begitu indah mempesona. Mungkin sebentar lagi, cobaku membesarkan diri.

Dudukku mulai gelisah tak menentu. Pikiranku menjerit kembali, "Cinta tak semestinya begini. Kau biarkan hatimu terus terbuka untuknya meskipun kau tahu sedikitpun hatinya tak menoleh pada hatimu." Toh aku masih mampu bertahan untuk ini.

Tahu apa dia? Toh selama ini hatiku pun tak menjerit seperti yang dikatakan oleh mereka. Toh hatiku pun menganggap hal ini biasa-biasa saja. Seakan tahu aku sedang membantin, daun-daun bergumam lembut, bergerak terhempas angin semilir. "Kami pun tahu, tapi kami sayang padamu.." Singkat, tapi aku tak tahu maksudnya apa.

Sampai saat ini pun dia tak kunjung datang. Sedikit demi sedikit hati ku mulai goyah. Apa yang mereka katakan itu benar adanya? Tapi, tidak. Hatiku percaya bahwa setiap cinta itu memang butuh pengorbanan. Hatiku memberanikan diri untuk berkata, "Aku percaya dia akan datang dan akan membawamu pada kebahagiaan. Semua yang tersiar dari kabar-kabar tak mengenakkan hatimu, dusta belaka. Dia percaya kamu dan kamu percaya dia."

Bintang menyela, "Kau pikir dengan hanya percaya semua akan selesai adanya? Ketahuilah, hati seorang manusia pandai menipu.. Sepertimu.."

Hatiku seakan ditampar, Apa aku pernah menipu perasaanku sendiri? Aku menggeleng kepalaku. Tidak. Sedikitpun tak pernah terlintas untuk menipu perasaanku sendiri. Hati ku masih tetap tenang, "Kau tak tahu apa-apa tentangku.." Dan tiba-tiba dia muncul. Seseorang yang amat ku sayang, tak dusta sedikitpun. Hatiku tersenyum dan berbisik, "Kau percaya? Hati tak pernah bohong..."

***

Semua hilang sudah. Ya. Hati memang tak pernah mengelabui diriku. Aku mencintainya.

Jumat, 03 Februari 2012

Karena Tuhan Tak Pernah Menciptakan yang Gagal


Saya suka dengan salah satu quote yang diucapkan oleh Bapak Ciptono, salah seorang kepala sekolah Luar Biasa di Semarang. Kurang lebihnya begini,
"Anak yang memiliki berkebutuhan khusus, bukanlah produk yang gagal. Karena Tuhan tidak pernah gagal."

Ya, itu benar banget. Orang-orang dengan keterbatasan (katakanlah orang-orang tuna netra, tuna rungu, grahita, dsb) yang kadangkali di anggap "berbeda" dan di "acuh" kan oleh masyarakat, sebenarnya mereka tidak pantas diperlakukan seperti itu. Mereka sama halnya dengan manusia yang lain, hanya saja dengan "kemampuan" yang berbeda dengan kebanyakan orang lainnya.

Benar, mereka bukan produk gagal.

Begitu juga dengan orang-orang keterbatasan fisik, seperti cacat. Kalau mereka mau juga, mereka ga ingin dilahirkan "berbeda" dari orang kebanyakan lainnya. Tapi lewat keterbatasan itu lah mereka bisa mencari "kelebihan" dari diri mereka sendiri.

Allah tak pernah gagal.
Dalam hal apapun, Dia tak pernah gagal.
Dalam menciptakan manusia, makhluk hidup lainnya, alam semesta, Dia tak pernah setengah-setengah.
Kalaupun ada kekurangan, pasti ada kelebihan dibaliknya.
Mungkin terkadang ada yang merasa, "kok dia beruntung banget. Udah cantik, pinter, banyak orang yang menyukai dia. Sedangkan gue?"
Tapi pernahkah berpikir, "Terima kasih Tuhan, kau telah ciptakan semua dengan seadil-adilnya."

Allah selalu adil, tidak pernah tidak.
Yang menganggap tidak adil itu justru pikiran kita sendiri.
Cakep bukan segalanya lho. Pintar tapi ga diseimbangi dengan rendah hati juga percuma.

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Apapun itu, bagaimanapun kondisinya. Itu janji Tuhan.
Kenapa masih mengeluh?

Pernah ga berpikir, diluar sana, bahkan yang punya keterbatasan aja mampu menghasilkan suatu yang "lebih" dibandingkan kita yang setidaknya "mampu" tapi tidak bisa menghasilkan apa-apa.

Yang bisa memberikan predikat apakah dia "gagal" atau "ga" adalah diri kita sendiri. Bukan orang lain, apalagi Tuhan.

Kita dilahirkan sudah sempurna, tinggal bagaimana usaha kita untuk senantiasa memberikan prestasi yang ga cuma di dunia, tapi juga buat akhirat.
Tinggal bagaimana kita memanfaatkan kesempurnaan yang sudah Allah berikan dan menjadikannya sebuah "keberhasilan".

Tuhan sudah berikan semua, tinggal bagaimana cara kita memanfaatkannya.
Itu aja.

Berhenti mengeluh kalau kita ga bisa apa-apa.
Diluar sana banyak orang yang "terbatas" tapi hebatnya luar biasa.
Berhenti mengeluh kalau kita ga beruntung.
Diluar sana banyak orang yang memilih "berusaha" daripada "mengeluh" untung mendapatkan keberhasilan.
Berhenti mengatakan, "apa aku bisa?"
Tapi katakanlah, "bagaimana caranya supaya aku bisa?"

Kita, ciptaan paling sempurna yang dibuat Tuhan.
Jangan sia-siakan kepercayaannya.



Fa bi ayyi alaa irabbikuma tukadzibaan..
maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang pantas kau dustakan?