Sabtu, 31 Januari 2015

Islamic Calligraphy - 1 - Q.S An-Najm (53) : 39



This Islamic Calligraphy made by me on November 2nd 2012.

***

Mukkadimah

Gaya ya?
Baiklah.
Jadi begini. Gini-gini, saya suka banget bikin kaligrafi. Okelah nggak se-handal para pembuat kaligrafi yang sudah terkenal, atau dengan teknik tertentu. Jadi kalaupun semisalnya ditanya, "Del, ini kaligrafi jenis apa?" Sumpah saya nggak bakal tau jawabannya apa.

Saya buat dengan teknik naluri sendiri.

Sebentar-sebentar. Biar saya ceritakan.

Saya belajar kaligrafi nggak lewat lembaga-lembaga tertentu. Makanya maklumkan saja. Saya cuma belajar kaligrafi semasa saya ikut TPA waktu SD, Iya, cuma TPA doang. Berkat guru ngaji saya yang oke banget bikin kaligrafi hanya dengan modal dua pensil, saya langsung jatuh cinta.
Sama kaligrafinya. Bukan guru ngajinya.
Mohon fokus.
Hahaha.

Sederhana, tapi bikin saya punya keinginan untuk bisa buat kaligrafi seindah itu.

Saya latihan bikin kaligrafi dengan dua pensil yang diikat pakai karet gelang. Guru ngaji saya sih yang ngajarin. Katanya biar pensilnya erat dan nggak goyang-goyang pas mau bikin sketsa kaligrafinya.
Dari tulisan Allah dan Muhammad doang, hingga Bismillah, Alhamdulillah, Subhanallah, Allahu Akbar, yaaa kalimat-kalimat sederhana.
Sampai akhirnya saya berhasil mendapat nilai sempurna (terus) (alhamdulillah) di rapor TPA saya untuk mata pelajaran Kaligrafi dan Sirah Nabawiyah dan nilai nggak enak di Fiqih. AHAHAHA.
Ketauan banget ya buka aib banget.

Dan saya sesungguhnya nggak berani tapi diberani-beraniin untuk ikut lomba sana-sini di bidang ini.

Juara? Iya. Alhamdulillah. Kadang satu, dua, seringnya sih gitu.
Hebat? Nggak. Sayangnya keberanian saya sebatas lomba lokal doang sih. Jadi nggak usah bilang hebat. Sumpah. Saya juga nyadar diri, ada banyak orang yang jauh leih hebat buat kaligrafi. Belajar bahkan mendetail dengan teknik-tekniknya. Sedangkan saya apaan?

Itulah saya tekankan, karena saya cuma menyukai dunia ini untuk hobi saya sendiri.

Cuma untuk pribadi? Saya jelaskan.
Obsesi saya, katakanlah begitu, tapi sepertinya kurang baik dibilang obsesi, oke, cita-cita saya, saya ingin banget menuhin "rumah" saya nanti dengan kaligrafi buatan saya sendiri. Kalau diizinkan Allah bisa dikasih hidup sampai punya keluarga nanti.
Saya mau rumah saya dijaga sama ayat-ayat yang saya gambarkan, of course, sebagai doa juga.

Itu pertama. Dan satu hal yang yaaah entah kalian mungkin mengiranya, "Alah, sepik amat alasannya", but this is true. Ini seriusan.

Hadist pertama yang saya hafal waktu TPA, adalah yang dari Abdullah bin Amr r.a, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً , "Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat", Hadist Riwayat Bukhari.
Setelahnya mungkin yang paling ngelotok di otak adalah "Al-Jannatu Tahta Aqdamil Ummahat" dan "Khairukum man ta 'allamal Qur-'aana wa 'allamah".
Sorrii. Saya cuma dapat nilai biasa-biasa aja di Mata Pelajaran Hadist waktu TPA.

Oke fokus.

Iya. Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat. Emang sih nggak boleh asal-asalan juga untuk menyampaikan ayat Al-Qur'an atau Hadist Rasulullah, toh saya juga bukan pendakwah, ilmu saya juga cetek banget kayak banjir yang cuma gara-gara got meluap, tapi itulah. Saya mau menyampaikan ayat-ayat Allah via kaligrafi saya yang juga alakadarnya, dan let's learn together.
Iya. Mari kita sama-sama belajar. Bukan cuma kalian aja, saya juga belajar atas apa yang telah saya gambarkan.
Saya berharap itu bisa jadi doa untuk siapapun yang melihat, berharap bisa belajar dari arti dan makna ayat nya, tentunya saya pribadi juga.
Semoga amal baik kita semua diterima Allah Subhanallahu Wa Ta'ala.

Mohon maaf juga apabila semisalnya ada yang kurang baik dari kaligrafi buatan saya dan mohon koreksinya. Dan apabila sekali lagi kalau ditanya ini kaligrafi jenis apa? Saya nggak tahu. Naluriah buatnya. Karena saya juga saat membuat kaligrafi dan mencoba untuk berani share, niat saya bukan ingin kalian mengomentari dari segi keindahannya, Ah, Itu jauuuh banget. Bahkan bisa jadi mungkin kalau ada yang komentar jahat semisal, "Ih itu ga sesuai banget sama jenis teknik apapun. Nggak boleh!" Ah ya, saya tahu kok, saya memang nggak ada apa-apanya.

Makanya niat saya bukan itu apalagi komersil-in. Haduh, nggak tertarik juga kaligrafi kayak begini mah atuh kalah saingan. Niat saya supaya kita (saya dan kalian yang melihatnya) mencoba terus belajar dan memaknai ayatnya, tambah lagi, sebagai pengingat yang baik.
Just it.

Semoga setiap niat kita diberkahi Allah Subhanallahu Wa Ta'ala.

***

Q.S An-Najm (53) : 39

Latin nya begini, "Wa allaisa lil insaani illaa maa sa'aa". CMIIW dalam penulisan latin ya.
Alasannya saya buat ayat ini adalah, saya suka banget surat An-Najm. Dari SMP. Sukanya kenapa? Hmm, saya nangis waktu baca surat ini beserta artinya.
Mungkin ada banyak surat dimana kita atau saya pribadi bisa ambil hikmah sebagai penyemangat, renungan, pengingat, bahkan sampai membuat nangis (saya emang cengeng, saya akuin itu) diri kita sendiri.
Banyak.

Tapi pada saat yang tepat, dimana saya lagi betul-betul lemah iman (katakanlah begitu), putus asa karena suatu hal waktu itu karena masalah Ujian Nasional kalau nggak salah, saya kayak ditampar waktu itu via surat ini.

Kurang lebihnya, bisa dicek Al-Qur'an kalian wabilkhusus ayat 38-48.
No. Jangan salah paham dulu. Saya belum punya ilmu mengenai tafsir ya. Saya nggak berani menafsirkan segala ayat, secara belum punya ilmunya. Jadi alasan saya betul-betul kayak "ditampar" adalah saat membaca ARTI ayat tersebut via Al-Qur'an terjemahan.

"(yaitu) bahwa seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain,
dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya,
dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadaNya),
kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,
dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu),
dan sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis,
dan sesungguhnya Dialah yang mematikan dan menghidupkan,
dan sesungguhnya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan,
dari mani, apabila dipancarkan,
dan sesungguhnya Dialah yang memberikan kekayaan dan kecukupan."

Tiga hal saya ngerasa kayak ditampar.
Pertama, bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya dan diberi balasan dengan balasan yang paling sempurna. Kedua, dalam hidup, manis atau pahit, itulah cara Dia memperkenalkan diriNya kepada kita. Dia jadikan orang tertawa dan menangis, mematikan dan menghidupkan, menciptakan laki-laki dan perempuan, serta kekayaan dan kecukupan. Ada yang anehkah? Iya. Semua lawan kata, tapi Allah memberikan kekayaan dan kecukupan, bukan kemiskinan.
Ketiga, apapun niat kita, ya, utamakan karena Allah. Belajar, kerja, bahkan bantu orang lain, karena Allah. Bukan ngejar nilai, ngejar materi, ngejar dibilang baik, tapi karena Dia. Bukankah karena kepada Dialah kesudahannya atas segala sesuatu?

Ditambah setelah ayat selanjutnya ayat ke 55 dan 62. "Maka terhadap nikmat Tuhanmu yang manakah yang masih kamu ragukan?" dan "Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia)".

Dan ayat yang saya ambil adalah ayat 39, "dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya."
Saya cuma ingin itu jadi pengingat saya dan bisa jadi juga untuk kalian, semisal ketika saya lagi malas atau saya lagi menuju putus asa, bahwa, iya, kita cuma akan memperoleh sesuai apa yang telah kita usahakan.

Usaha?
Dengan urgensi usaha adalah "bahan" yang diperlukan untuk memenuhi syarat mendapatkan pertolongan Allah. "Bahan" bahwa kita menunjukkan padanya bahwa kita bersungguh-sungguh mengharap harapan kita bisa terealisasikan. "Bahan" agar kelak Dia memperlihatkan atas kesuksesan kita juga.

Iya.
Cuma itu.
Semoga itu bisa jadi pengingat kita semua.

Sekian.

Tidak ada komentar: