Selasa, 03 Februari 2015

Catatan Senja - 1

Hei, aku tahu saat ini kamu sedang menuju dibatas keputusasaan atas berbagai pengharapan. Aku juga pernah begitu. Semua orang pun juga pernah begitu. Bisa jadi saat ini dirimu sedang terus meratap nasib yang tak kunjung baik. harapan yang tak kunjung terealisasikan, bahkan bisa jadi saat ini ada sedikit celah dalam hatimu untuk berteriak "betapa teganya Allah padaku. Sampai kapan lagi aku harus mengharap?".

Hei. Aku pun pernah khilaf seperti itu, tapi aku harap, aku tidak akan pernah melakukan hal itu lagi dan semoga bagimu juga tidak. Ah, tenang. Aku pun terkadang masih sama denganmu. Masih suka mengeluh, masih suka kufur. Sssst, bila berkenan, mari kuajak dirimu supaya kita sama-sama mengetahui, supaya kita sama-sama mengingat untuk kedepannya betapa cintanya Dia pada hambaNya. Kamu, aku, dan siapapun yang menempatkan diriNya dalam hati.

Allah didn't give up on you. You give up on your self - Nouman Ali Khan

Ah. Begitulah manusia, bukan? Ketika kita punya suatu pengharapan, lantas gagal, pikiran seakan-akan mengatakan kita sudah kalah. Kita nggak akan mampu mendapatkannya lagi. Lantas, membatu, mengeras tanpa kita sadari. Jika saat ini kamu sedang dalam kondisi ini, kita sama. Aku juga pernah begitu dan mungkin apabila iman sedang turun tidak terpungkiri akan seperti itu lagi. Karena itulah aku ingin mengingatkan agar suatu saat nanti jika aku khilaf, aku akan diingatkan olehmu.

Hei, karena sesungguhnya yang menyerah adalah diri kita sendiri. Karena yang berkata "lelah" adalah diri kita sendiri, tanpa disadari. Apakah saat Dia berikan kita kegagalan artinya dia tidak percaya bahwa kita mampu? Apakah pada saat engkau bersedih hati karena gagal, Dia bersenang hati atas kesedihanmu?

Sekalipun tidak. Percayalah. Semoga aku juga akan selalu mengingat ini. Dia yang mengetahui dirimu lebih dari apa yang dirimu ketahui sendiri.

Sometimes Allah tests you twice because you failed the first time and He wants you to pass

Sini kuberitahu. Terkadang Dia ingin melihat kamu berusaha jauh lebih keras lagi. Bukan. Sekali lagi bukan karena tidak percaya denganmu. Dia ingin kamu tahu, bahwa apa yang kamu harapkan adalah hanya untukNya semata yang paling utama. Biarlah jika untuk kepentingan pribadimu di dunia adalah alasan setelahnya dan apabila Dia kabulkan itu adalah "bonus" dariNya.

Mungkin kamu gagal saat ini, Dia ingin tahu apakah kamu akan lantas berputus asa begitu saja? Bisa jadi engkau menyerah padahal sesungguhnya jika dirimu mau berusaha sekali lagi, Dia tunjukkan padamu apa yang kamu butuhkan sesuai harapanmu. Ah iya, aku juga pernah begitu dan aku menyesal karena putus asa terlalu awal.

Karena tidak ada lelah untuk yang Lillah

Percayalah, apapun yang dikerjakan karena Allah tidak akan pernah terasa lelah bagimu. Sekalipun engkau gagal melakukannya, dirimu akan percaya suatu saat pasti akan temui keberhasilan dari usahamu selama ini. Dirimu tahu bahwa segala rasa lelah ini tidak akan ada artinya jika suatu saat nanti Dia berikan apa yang dirimu butuhkan.

Keep praying for what it is you seek. Impossibility and possibility are merely concept of your mind, to Allah nothing is Impossible.

Tentunya. Konsep mungkin dan tidak mungkin adalah dari diri manusia sendiri. Terkadang kita terpaku pada pemikiran "Mungkin, Allah gagalkan aku karena memang ini hal yang mustahil buat aku dapatkan". Semisalnya, mengharapkan bisa bekerja ditempat yang kamu inginkan sedangkan nilaimu pas-pasan. Orang-orang yang bekerja disana adalah orang-orang terpilih dengan kemampuan dan pengalaman yang luar biasa, orang-orang yang bagimu sempurna dari segi apapun.

Hei, aku juga pernah begitu. Lantas minder di awal, aku tahu aku nggak ada apa-apanya, aku tahu orang-orang diluar sana jauh lebih hebat daripada aku. Dan? Aku gagal. Aku tahu itu. Aku paham, mungkin Allah melihatku telah menyerah lebih dahulu karena diriku sendiri. Karena kata-kata ketidakmungkinan yang ada di otak aku.

Lantas menyesalkah aku? Tentu. Hei, setelah itu aku ingat, bukankah Dia yang mampu mengubah apapun bahkan yang mustahil sekalipun bagi kita? Bukankah ketika dia berikan ketetapan pada hambaNya, jadilah maka jadilah ia? Ah kawan, sadarkah bahwa pada saat itu kita justru takut pada diri sendiri? Justru kita telah kalah pada diri sendiri?

"...dan Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (Q.S Al-Baqarah (2) : 232)

Hei, pernahkah kamu berpikir suatu hal ketika kamu meminta suatu hal namun Dia berikan yang tidak sesuai dengan pengharapanmu? Pernahkah terpikirkan mungkin Dia berikan kegagalan padamu karena itu bisa jadi hanya kamu pikir baik untukmu padahal bagiNya mungkin tidak?

Terkadang kita punya impian sebanyak mungkin, berharap segala macam, tapi itulah kawan. Jika harapan tidak disertai karena Allah yang ada hanyalah penyesalan ketika tidak terjadi dalam hidup. Padahal bukankah sebanyak apapun harapan kita, penentu ada ditanganNya? Harapan yang kita inginkan pastilah yang menurut kita baik, tapi bagiNya mungkin saja ada yang jauh lebih baik buat kita dan itu bukan sesuai apa yang kita harapkan. Dia maha mengetahui, sedangkan kita tidak.

"Oh Allah, when I lose my hopes and plans, help me remember that Your love for me is greater than my disappointments, and Your Plan for me are better than my dreams" (Ali bin Abi Thalib r.a)

Ketika engkau mengeluh saat ini, meratap menyalahkanNya tidak memberikan apa yang kamu inginkan, menangislah. Dirimu bukan siapa-siapa. Dirimu hanyalah peminta-minta dariNya. Dirimu tidak lebih dari seonggok daging yang hina dan tidak tahu apa-apa sedangkan Dia jauh lebih mengetahui dirimu bahkan masa depanmu sekalipun.

Maka pantaskah kita berkeluh kesah, kawan? Dia pasti akan berikan yang jauh lebih baik dari yang kamu bayangkan. Dia akan berikan apa yang pasti kamu butuhkan. Karena kita sering lupa, bahwa apa yang kita harapkan lebih sering adalah apa yang kita inginkan, bukan yang kita butuhkan. Mungkin juga bukan sekarang, mungkin nanti bisa jadi. Jadi, masihkah kamu berputus asa dan berhenti berdoa mengharap yang terbaik padaNya?

A thousand times I have failed, but still your mercy remains. Thank you, Allah.

Hei, dirimu masih diberikan nikmat bisa menghirup udara hari ini, sehat, bangun tidur dari nyenyaknya lelap, perut terisi, ah, mungkin kamu gagal dalam suatu hal yang kamu harapkan, tapi tidakkah kamu sadar, Dia masih berikan berkahNya yang lain untukmu? Padahal mungkin sebelum tertidur, kamu sempatkan sedikit mengeluh akan tidak adilnya Dia, tapi Ia bangunkan dirimu dengan keadaan utuh seperti sebelumnya tanpa kekurangan sedikitpun, kawan, maka nikmatNya yang mana lagi kah yang pantas kamu dustakan?

Jika harapanmu belum terlaksanakan saat ini, lihatlah dirimu, hidupmu. Satu harapan yang belum dirimu dapatkan itu jauh masih sedikit dari harapan-harapan yang dirimu tuturkan padaNya lewat doa-doamu selama dirimu hidup lantas Ia kabulkan. Bisakah dirimu menghitungnya? Aku yakin tidak.

Hei, aku juga ingin menangis saat ini. Kamu lihat bukan? He loves us more than we know. Maka pantaskah kita bersombong diri untuk mengatakan betapa teganya Dia, menyerah atas segala pengharapan yang belum terkabulkan, dan alpa untuk menyempatkan diri bersyukur padaNya atas apa yang Dia berikan? Hari ini.
Aku harap tidak.
Semoga.

Tidak ada komentar: