"Gimana?"
Aku menoleh, ah ya, itu jelas-jelas suara sahabatku. Pertanyaan sederhana, tapi aku langsung tahu apa maksudnya. Sesungguhnya aku tidak ingin menjawabnya dan menunjukkan tingkahku bahwa aku tidak apa-apa, tapi..
"Ga dijawab ya?"
Hening sejenak. Dia menatapkan dengan tatapan iba nya, tapi aku sengaja tidak mempedulikan tatapannya. Aku lebih memilih pura-pura membaca buku yang kupegang. Ya, pura-pura. Bagaimana bisa aku fokus meresapi kata-kata dari novel favoritku dalam kondisi otak dan hati yang tidak sinkron seperti ini?
Merasa ku acuhkan, dia, dengan hati-hati menyerahkan segelas kopi dengan rasa tiramisu kesukaanku. Menggeserkan gelas secara perlahan-lahan, kemudian menghela napas dalam-dalam. Dan dalam hati aku mulai sadar, "Hei! Mengapa harus dia yang menghela napas kuat-kuat? Harusnya aku!"
"Terima kasih. Kopinya."
"Ga terima kasih sama gue nya juga?"
Aku hanya tertawa kecil. Kedengarannya miris.
"Hei, gue salut sama lo. Sumpah. Kalau gue jadi lo, gue akan pernah sanggup ngadepin hal kayak gini"
Gue mulai menatapnya. Ah, retoris. Entah kenapa, aku sedang tidak ingin mnedengar segala kata-kata berbau iba. Itu akan membuat aku semakin lemah dan aku semakin butuh kekuatan yang lebih banyak lagi untuk berusaha menutupi bagaimana perasaan aku kali ini.
"Ga apa-apa kok. Aku nya juga yang salah. Sok-sokan pakai jujur segala, padahal aku nya..."
"CEWEK MANA YANG MASIH BISA BILANG NGGAK APA-APA SETELAH NGAKU SEMUANYA? SEMUANYA LHOOO!!"
Aku diam. Tapi selanjutnya aku memilih untuk tersenyum. Lagi-lagi sepertinya kelihatannya miris.
"Waaah, " sekali lagi dia menghela napasnya kuat-kuat. Ah, kamu. Aku juga sesungguhnya ingin menghelas napas kuat-kuat bahkan lebih kuat dibanding kamu. Tapi menutupinya, aku segera meminum kopi manis pesananku sekaligus mungkin saja bisa menutupi muka ku. Khawatir tanpa sadar aku justru menitikkan air mata.
"Kalau kamu mau nangis, nangis aja. Karena kalau aku jadi kamu, aku pasti udah nangis."
Sumpah. Kata-katamu ajaib, seperti doa. Aku betul-betul ingin menangis. Dia pegang tangan ku, "Tangan lo dingin banget. Jangan bilang lo sakit. Ga makan? Ga minum? Gue cariin makan ya?"
Aku menggeleng, "Ga usah. Sebentar lagi aku mau balik kok. Kayaknya mendung. Jadi pengen langsung balik kerumah, tidur..."
"HEI! DEMI APAPUN BARU KALI INI GUE NGELIAT CEWEK DAN ITU SAHABAT GUE, YANG GUE TAU GIMANA DAN BERAPA LAMANYA LO DIAM-DIAM NYIMPAN PERASAAN, DAN KETIKA LO PUNYA KEBERANIAN TAPI GA DITANGGEPIN, GUE BISA NGERASAIN ITU! BISA BANGET! DAN LO MASIH AJA SENYUM, KETAWA SEGALA. GUE TAU LO CUMA NUTUPIN PADAHAL KEPIKIRAN SAMPAI KAYAK GINI KAN?"
Lagi-lagi aku diam. Bisa benar, bisa salah.
"Lupain. Plis gue minta lo buat lupain"
"Mungkin belum waktunya. Mungkin lain kali aku bakalan dapat jawabannya..."
Dia mulai menatapku tajam. Lagi-lagi begitu.
"Kalau dia cowok yang benar, sekalipun dia nggak punya perasaan yang sama kayak lo, dia ga akan pernah ga mau balas semua pengakuan lo. Kalau gue jadi lo, gue akan jauh lebih lega ketika dia jawab "ga" dibanding ga jawab apa-apa"
Seriously. So do I.
"No one ever sees, no one feels the pain
Teardrops in the rain
I wish upon a star, I wonder where you are
I wish you're coming back to me again
And everything's the same like it used to be
I see the days go by and still I wonder why
I wonder why it has to be this way
Why can't I have you here just like it used to be
I don't know which way to choose
How can I find a way to go on?
I don't know if I can go on without you oh..."
"Ah, kenapa lagunya beginian sih? Bentar gue ganti dulu."
"Gausah." Buru-buru aku melarangnya. Dia yang baru saja beranjak dari tempat duduk langsung menoleh balik kearah ku.
"Serius? Ah, iya deh, ini lagu favorit lo sih. Oke, baiklah. Tapi gue tinggal dulu ya."
Aku mengangguk. Sembari melihat jendela, menghirup kopi kesukaan secara perlahan-lahan memang setidaknya mampu membahagiakan walau hanya berapa persen saja. Tapi tampaknya mulai semakin mendung.
"Even if my heart's still beating just for you
I really know you are not feeling like I do
And even if the sun is shining over me
How come I still freeze?
No one ever sees, no one feels the pain
I shed teardrops in the rain
I wish that I could fly, I wonder what'd you say
I wish you're flying back to me again
And everything's the same like it used to be, oh no
I don't know which way to choose
How can I find a way to go on
I don't know if I can go on without you, without you..."
Ah, sepertinya betulan ingin hujan. Pasti lebih asyik. Aku bergegas membayar semua pesananku sekaligus berpamitan dengan sahabatku. Singkat, dia berteriak, "JANGAN SOK KUAT! LUPAIN DIA!"
Aku hanya bisa tersenyum mendengarnya. Bergegas keluar.
Aku suka sekali lagu itu, biarpun sudah keluar dan perlahan-lahan mulai tidak terdengar, tapi aku bisa membayangkan musiknya.
"Even if my heart's still beating just for you
I really know you are not feeling like I do
And even if the sun is shining over me
How come I still freeze?
No one ever sees, no one feels the pain
I shed teardrops in the rain
Oh... I shed teardrops the rain
Oh... Hey... teardrops the rain
Even if my heart's still beating just for you
I really know you are not feeling like I do
And even if the sun is shining over me
How come I still freeze?
No one ever sees (no one) no one feels the pain (no one)
I shed teardrops in the rain
Teardrops in the rain
Teardrops the rain
Teardrops in the rain..."
Lucu. Gerimis mulai turun. Tapi ini yang aku suka. Dari kemarin aku berharap hujan akan turun supaya aku bisa bebas menikmati semua perasaan ku saat ini. Supaya aku bebas menitikan air mata.
"No one ever sees, no one feels the pain
I shed teardrops in the rain..."
Bukankah hujan mampu menyarukan air mata? Dan rasanya kali ini aku sudah tidak kuasa.
"CEWEK MANA YANG MASIH BISA BILANG NGGAK APA-APA SETELAH NGAKU SEMUANYA? SEMUANYA LHOOO!!"
Aku juga tidak kuat pada kenyataannya. Sungguh.
Tapi bisa jadi aku yang mengacaukan skenarioNya kan? Dan itu konsekuensi yang harus aku terima. Aku tahu, jujur itu tidak mudah, tapi sungguh aku lega.
Maaf? Betulkah aku lega?
Dengan kondisi tanpa ada feedback darinya?
Yakin?
Aku suka suara ketika hujan menyentuh payung. Merdu. Magis. Dan rasanya pada saat ini fix sudah aku ingin menangis dengan puas.
Tidak. Aku yang salah. Aku memaksakan diriku sendiri. Aku tidak sabar menunggu sampai waktunya diberikan oleh Sang Penguasa Waktu. Aku yang lebih memilih gegabah, mengakui segalanya, semuanya, padahal aku tahu.
Aku tahu.
Memikirkanku pun tidak.
Aku kalah dengan ego ku yang berkata, "kalau bukan sekarang mau kapan lagi diungkapkan? Bisa jadi besok kamu tidak ada lagi atau dia yang tidak ada lagi"
Maafkan aku Sigmund Freud, padahal dirimu telah menemukan dan menjelaskan konteks ilmu pengetahuan pada umat manusia tentang bagaimana struktur kepribadian manusia. Tapi aku masih saja gagal mengatasinya.
Untuk mengaku pun, butuh kekuatan jauuuuuuh lebih banyak lagi dibandingkan hanya sekedar menyapa. Aku tahu itu dan aku sudah merasakannya. Silahkan katakan aku perempuan bodoh yang mau saja mengaku secara gamblangnya, seakan-akan harga diri seorang wanita mulai terkikis gara-gara tindakanku.
Maaf? Bukankah Istri Rasulullah pun memulai terlebih dahulu untuk mengatakan pada waktu itu.
TAPI AKU BUKAN SITI KHADIJAH.
Ya.
Memang bukan.
Dan aku merasakannya sekarang. Malu yang amat sangat. Sedih yang amat sangat. Bagiku, tanpa jawabannya itu bentuk penolakan secara halus.
Mungkin.
Sebut saja aku wanita bodoh, yang tidak sabaran, yang obsesi sekali untuk bisa terpenuhi semua harapan, salahkan diriku, hina saja aku...
Padahal harapanku aku bisa seperti Siti Fatimah yang sangat dicintai Ali r.a tanpa harus meminta.
Seperti Siti Fatimah dan Ali r.a yang saling berharap satu sama lainnya dalam diam namun saling berusaha.
Seperti Siti Fatimah dan Ali r.a yang tak pernah saling menuntut bahkan ikhlas mencintai satu sama lainnya.
Aku betul-betul menangis kali ini.
Aku betul-betul malu.
Aku betul-betul memalukan perempuan.
Mengaku itu melelahkan. Rasanya seakan-akan dirimu dihadapkan pada suatu hal yang amat menakutkan, jantungmu berdegup lebih kuat, lebih kencang dari biasanya, sekujur tubuhmu berubah menjadi dingin, dada terasa sesak, tapi setelahnya lelah luar biasa mengakhiri semua.
Kalau dirimu tidak merasakan hal itu, kamu tidak sedang mengaku sebuah kejujuran.
Bagiku, tanpa tanggapanmu itu menjadi sebuah jawaban penolakan secara halus.
Tapi entah mengapa disatu sisi aku masih berpikir positif padamu?
Berpikir positif sekaligus menyalahkan diriku sendiri jauh lebih banyak, jauh lebih sering lagi.
Aku minta maaf. Ini semua salahku dan aku yang harus menanggung akibatnya.
Semoga para perempuan lainnya lebih bisa memperoleh akhir indah apabila melakukan hal yang sedemikian rupa dengan ku. Atau kalau perlu jangan lakukan itu.
Bus tujuan rumahku sudah datang. Sepi, untung satu bagian dekat jendela, tempat favoritku masih ada beberapa yang kosong.
Aku selalu suka hujan. Dimana aku bisa berlaku jujur pada diriku sendiri bahwa aku lemah. Tidak berlaku sok kuat seperti dihadapan orang lain.
***
Satu pesan masuk di handphone ku. Dari sahabatku.
" Plis. Gue juga ga mau lihat sahabat gue sampai diberi perlakuan kayak begini. Jangan sia-siakan umur lo, waktu lo, dengan harapan lo dengan orang mana pun itu yang buat lo jauh dengan jodoh lo yang sebenarnya. Kalau dia beneran berlaku laki-laki, sekalipun ga suka sama lo, harusnya dia ngaku juga. Kalau iya, ngaku juga, biar berusaha sama-sama sampai garis "finish", jangan cuma lo doang yang usaha. Setidaknya dengan dia berbalas pengakuan menunjukkan kalau dia juga menghargai lo yang luar biasa nyiapin kekuatan buat ngaku. So, lupakan. Plis, lupakan."
Aku hanya tersenyum. Kamu, boleh katakan aku perempuan bodoh yang masih mengharapkan impiannya. Aku sudah puas menangis tadi, tapi entah kenapa lagi-lagi air mata ini ribut berdesakan ingin keluar.
Ku pasang headset dan memutar music player di handphoneku.
When love goes away, another love comes again. It definitely will.
Even if it hurts now, it will hear a little later.
It will forget. I will too
It’s not difficult. I will forget everything after today.
I’m just getting used to my changed life. Oh No...
Love is always like this. It fades away after some time.
Can’t even remember it. Yes~
When love goes away, another love comes again. It definitely will.
Even if it hurts now, it will hear a little later.
It will forget. I will too
I will erase everything.
"Geureol geomnida ijeul geomnida oneulbuteo nan
geudaeran saram moreuneun geobnida hanbeondo bon jeok eomneun geobnida
gireul geotdagado seuchin jeok eomneun
gwaenchanseumnida ijeossseumnida bappeun ilsange haengbokhajyo
geunsahae boineun saramdo mannago
sarangi da geureochyo sigani gamyeon huimihaejyeo
gieokjocha hal sudo eopgetjyo oh
sarangi gamyeon ddo dareun sarangi dasi ol geomnida kkok geureol geomnida
jigeumeun apado jogeumman jinamyeon amul geomnida
geureol geomnida ijeul geomnida nado geureol geomnida
eoryeopjin anhayo oneulman apeumyeon modeun ge ichyeojil geomnida
dallajin ilsange eosaekhal ppunijyo oh no..
sarangi da geureochyo sigani gamyeon huimihaejyeo
gieokjocha hal sudo eopgetjyo geureochyo~
sarangi gamyeon ddo dareun sarangi dasi ol geomnida kkok geureol geomnida
jigeumeun apado jogeumman jinamyeon amul geomnida
geureol geomnida ijeul geomnida nado geureol geomnida
modu jioul geomnida
kkot geureol geobnida
sarangi gamyeon ddo dareun sarangi dasi ol geomnida kkok geureol geomnida
nunmuri heulleodo jogeumman jinamyeon useul geomnida
geureol geomnida (ijen) ijeul geomnida (ijen) sangcheoga amul deut..
geureol geomnida geureol geomnida ijeul geomnida..."
[TRANSLATIONS]
I will forget you. Starting today,
I don’t know you. I have never seen you.
We never even walked pass eachother.
I’m okay. I forgot everything. I’m happy with my busy life.
I’ve met a great person too
Love is always like this. It fades away after some time.
Can’t even remember it, Oh.
geudaeran saram moreuneun geobnida hanbeondo bon jeok eomneun geobnida
gireul geotdagado seuchin jeok eomneun
gwaenchanseumnida ijeossseumnida bappeun ilsange haengbokhajyo
geunsahae boineun saramdo mannago
sarangi da geureochyo sigani gamyeon huimihaejyeo
gieokjocha hal sudo eopgetjyo oh
sarangi gamyeon ddo dareun sarangi dasi ol geomnida kkok geureol geomnida
jigeumeun apado jogeumman jinamyeon amul geomnida
geureol geomnida ijeul geomnida nado geureol geomnida
eoryeopjin anhayo oneulman apeumyeon modeun ge ichyeojil geomnida
dallajin ilsange eosaekhal ppunijyo oh no..
sarangi da geureochyo sigani gamyeon huimihaejyeo
gieokjocha hal sudo eopgetjyo geureochyo~
sarangi gamyeon ddo dareun sarangi dasi ol geomnida kkok geureol geomnida
jigeumeun apado jogeumman jinamyeon amul geomnida
geureol geomnida ijeul geomnida nado geureol geomnida
modu jioul geomnida
kkot geureol geobnida
sarangi gamyeon ddo dareun sarangi dasi ol geomnida kkok geureol geomnida
nunmuri heulleodo jogeumman jinamyeon useul geomnida
geureol geomnida (ijen) ijeul geomnida (ijen) sangcheoga amul deut..
geureol geomnida geureol geomnida ijeul geomnida..."
I will forget you. Starting today,
I don’t know you. I have never seen you.
We never even walked pass eachother.
I’m okay. I forgot everything. I’m happy with my busy life.
I’ve met a great person too
Love is always like this. It fades away after some time.
Can’t even remember it, Oh.
When love goes away, another love comes again. It definitely will.
Even if it hurts now, it will hear a little later.
It will forget. I will too
It’s not difficult. I will forget everything after today.
I’m just getting used to my changed life. Oh No...
Love is always like this. It fades away after some time.
Can’t even remember it. Yes~
When love goes away, another love comes again. It definitely will.
Even if it hurts now, it will hear a little later.
It will forget. I will too
I will erase everything.
I definitely will.
When love goes away, another love comes again. It definitely will.
Even if tears fall now, I will smile a little later.
I will (now) forget you (now). Just like a wound heals…
I will. I will. I will forget you...
When love goes away, another love comes again. It definitely will.
Even if tears fall now, I will smile a little later.
I will (now) forget you (now). Just like a wound heals…
I will. I will. I will forget you...
***
I really know you are not feeling like I do
And even if the sun is shining over me
How come I still freeze?
No one ever sees, no one feels the pain
I shed teardrops in the rain"
"sarangi gamyeon ddo dareun sarangi dasi ol geomnida kkok geureol geomnida
nunmuri heulleodo jogeumman jinamyeon useul geomnida
geureol geomnida (ijen) ijeul geomnida (ijen) sangcheoga amul deut..
geureol geomnida geureol geomnida ijeul geomnida..."
Kedua lagu itu berputar-putar diotak ku.
Lupakan. Hanya saja aku belum mampu.
Lupakan. Hanya saja aku belum mampu.
Sungguh.
Entah aku yang berusaha sendiri atau kita berusaha bersama-sama. Aku tidak tahu.
Tapi, bukankah tidak akan ada hasil yang berkhianat dengan usaha?
Terima kasih hujan. Aku betul-betul mencintainya.
***
[Thank you for CNBLUE, especially for Jong Hyun. Two great songs, the same musics, the same meanings , just different lyrics only. Please searched for those who interested, so recommended. The titles are "Teardrops In The Rain" and "I Will Forget You"]
nb : CMIIW kalau bahasa Inggris saya ngaco :)
For Link :
CNBLUE - Teardrops In The Rain (Hangul + Romanized + English Sub)
Teardrops in the rain - C.N.Blue
CNBLUE - I Will Forget You (Hangul + Romanized + English Sub)
CN Blue- 그럴 겁니다... 잊을 겁니다... (I Will Forget You) lyrics [Eng. | Rom. | Han.]
For Link :
CNBLUE - Teardrops In The Rain (Hangul + Romanized + English Sub)
Teardrops in the rain - C.N.Blue
CNBLUE - I Will Forget You (Hangul + Romanized + English Sub)
CN Blue- 그럴 겁니다... 잊을 겁니다... (I Will Forget You) lyrics [Eng. | Rom. | Han.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar