Saya boleh memberikan pandangan sendiri, kan?
Termasuk untuk hal ini, terlepas dari apakah orang lain setuju atau tidak setuju dengan pandangan saya.
Setiap orang sudah punya jalan hidupnya masing-masing, bukan?
Ya, bahkan memang ada yang telah ditetapkan dan tidak bisa diubah lebih tepatnya sudah tertulis di Lauh Mahfudz dan tinggal menunggu kapan takdir itu bisa terwujud dalam hidup kita. Tapi ada kalanya, orang menyebut "usaha", "ikhtiar", "upaya" dan sejenisnya supaya hal itu bisa lebih cepat terwujudkan, atau mungkin bisa diperlambat, atau mungkin juga berubah.
Memang kalau yang menyangkut itu, tidak akan pernah habis untuk dibahas. Maunya manusia tuh selalu membantah, "ah, biarpun sudah tertulis sejak kita belum lahir pun, gak ada salahnya kan buat terus berusaha."
Terutama jodoh.
Tapi saya gak tertarik membahas itu secara detail. Setidaknya untuk saat ini.
Memang benar. Tidak ada yang salah dan tidak ada yang melarang manusia untuk terus berusaha. Bahkan cara termudah mengetahui orang yang masih punya semangat hidup dengan yang tidak adalah dari seberapa terus dan kuatnya nilai usaha dari dirinya. Dan bukan mustahil sesuatu bisa berubah karena usaha yang dibuat manusia.
Hanya saja entah mengapa saya punya prinsip lain dalam hidup saya.
Sesungguhnya, setiap keputusan dari usaha apa yang akan kita lakukan, ada "tangan yang tidak terlihat" yang mengarahkan kita pada keputusan tersebut.
Ketika membicarakan tubuh, ada pilihan dari usaha yang dilakukan. Mau menjaga kesehatannya atau tidak? Keputusan yang nanti kita pilih saya yakin sebenarnya "tangan tidak terlihat" itu ikut berperan.
Berperan dalam konteks, baik positif ataupun negatif pilihannya menginginkan kita mempelajari apa dampaknya.
Kalau positif, yaaa beritahu ke orang-orang apa manfaatnya, apa nilai-nilai kebaikan didalamnya. Sebaliknya kalau negatif, ambil pelajaran yang telah kita rasakan dan bisa berikan peringatan untuk orang-orang yang supaya tidak perlu melakukannya.
Atau kalau mengenai jodoh. Pilihannya, mau bersabar menunggu yang terbaik buat kita atau grasak-grusuk kebingungan nggak jelas, meratap-ratap, sibuk cari pacar sana-sini, dan sebagainya.
Positif ataupun negatif itu keputusan dari tiap pilihan yang ada dalam hidup.
Dan lagi-lagi saya percaya bahwa ada yang berperan juga dalam menentukan keputusan kita.
Sebenarnya "dia" sudah tahu pada akhirnya kita seperti apa, hanya saja, mungkin, "dia" ingin menunjukkan dampak-dampak apa saja yang memungkinkan terjadi dalam hidup kita dari setiap keputusan tersebut.
Kalau ternyata kita adalah pencuri kelas kakap saat ini, itu keputusan kalian yang diarahkan olehnya. Kalau kita menjadi alim ulama nan bijaksana, itu juga keputusan kalian yang diarahkan juga olehnya.
Bukan berarti, ketika menjadi pribadi yang negatif, "dia" menuntun kita menjadi seperti itu.
Bukan.
Karena sebenarnya kita punya dua senjata paling ampuh dalam diri kita untuk tetap mengarahkan kita pada keputusan-keputusan terbaik.
Yaitu, doa dan Prasangka.
Doa mengantarkan kita untuk tetap berharap, bahwa setiap keputusan dari pilihan yang ada adalah yang terbaik dalam hidup. Dan prasangka, menjembatani diri kita untuk meyakinkan "dia" bahwa kita akan selalu percaya yang akan terpilih adalah hal-hal yang baik.
Sekeras apapun usaha kita, sekuat apapun, sehebat dan se-se-se lainnya, memang sudah ada yang mengatur. "Dia" tahu akhir dari perjalanan hidup kita akibat pilihan itu seperti apa, maka "dia" juga mengatur jalan ceritanya.
Kalau ternyata kita adalah pencuri kelas kakap, yaa akan selamanya sebagai tokoh itu, kecuali kita menggunakan senjata terampuh yang kita miliki.
Dan berlaku pula pada pilihan-pilihan yang dinilai negatif lainnya.
"Dia" adalah Allah.
Yang maha luar biasa, maha segalanya. Dia yang lebih tahu sifat-sifat dari setiap hambaNya, Dia yang lebih tahu mana yang paling baik bagi hambaNya.
Selalu gunakanlah dua senjata hebat itu, bukan untuk melawannya seperti jagoan-jagoan dalam film. Tapi justru untuk mendekatkan diri padaNya, untuk merebut perhatian dan kasih sayangNya.
Toh kita tidak dibutuhkan biaya untuk melakukannya. Mengapa sulit? Mengapa menganggapnya rumit?
Allah itu sesuai prasangka hambaNya, jika hambaNya berprasangka positif, maka Dia akan menuntunmu menuju hal-hal yang positif, begitupula sebaliknya.
Keputusan dalam hidupmu, yakinlah bahwa sebenarnya Dia sedang menuntunmu menuju yang terbaik. Kalau belum terbaik, terus gunakan senjatamu.
Karena keputusanNya tidak pernah salah, tidak pernah cepat atau lambat, tetapi selalu tepat.
Percayalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar