Ada satu hal yang menggelitik dalam hati saat tadi pagi aku membaca surat cintaNya. Maukah kuberitahu? Mungkin bagimu biasa saja, tapi entah mengapa aku ingin mengajakmu untuk bersyukur atas apa yang diberikan pada Yang Maha Luar Biasa atas apa yang telah dia berikan pada hari ini bahkan selama kita ada di dunia ini.
Sampai sekarang.
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari, maka azab-Ku sangat pedih" (Q.S Ibrahim : 7)Aku tahu, aku tergugu beberapa saat ketika Dia mengatakan dengan kalimatNya yang indah. Dia memaklumkan. Iya. Hanya memaklumkan. Tidak ada marah. Dia bilang apabila kita bersyukur Dia akan menambahkan kepada kita. Bersyukur yang tidak hanya saat kita menerima hal-hal besar, hal sekecilpun juga termasuk hitungan. Dan hei, bukankah bersyukur tidak selamanya mengucapkan 'Alhamdulillah' saja?
Memberi kepada orang lain yang membutuhkan, membagi rezeki yang kita punya, berperilaku baik dengan sesama, ah sesungguhnya urgensi bersyukur itu luas, bukan? Dan aku malu, masih menganggap bahwa bersyukur lantas hanya diucapkan dengan ucapan hamdalah atau mensujudkan diri kepadaNya saja.
Bukankah terhindar dari jatuh di jalan pun suatu hal yang patut disyukuri? Tidak lupa membawa suatu barang yang kita butuhkan, perut terisi, bisa beristirahat, terlepas dari hutang-hutang, berkumpul dengan teman-teman, bahkan tidak telat datang di suatu acarapun bukankah itu suatu hal yang juga patut untuk disyukuri? Bahkan aku lupa, bagiku terkadang mensyukuri nikmatNya yang sesungguh-sungguhnya hanya sebatas harta benda semata.
Padahal Dia dengan memaklumkan berkata pada hamba-hambaNya, jika kita mau bersyukur, niscaya Dia akan menambahkan kepada kita. Dia. Dia bahkan menggunakan kata "Aku" bukan "Kami" sebagaimana kata ganti yang biasa kita baca pada terjemahan di surat-surat Al-Quran yang lain.
Tapi Dia menyebut dirinya sendiri dengan kata ganti "Aku".
Dan apa yang akan dia tambahkan kepada hamba-hambaNya yang bersyukur?
Hai.
Dia akan tambahkan nikmatNya jauh lebih banyak lagi.
Lebih banyak lagi.
Sedangkan Dia memaklumkan diri kita yang seringkali alpa bersyukur. Seringkali kufur nikmat. Dan sungguh aku malu. Malu karena jatah syukur ku masih kalah jauh dibanding nikmatNya yang Dia berikan kepadaku. Tidakkah kamu merasakannya?
Bersyukur bisa memiliki pemahaman lebih banyak sedikit lantas mau mengajarkannya pada orang lain yang belum memahami, bersyukur bisa membuat orang lain tersenyum dengan mungkin sebatas mendengarkan keluh kesahnya yang sedemikian rupa, betapa kita makhluk yang mudah luput melupakan hal-hal remeh dan kecil seperti itu, bukan? Bahkan Dia pun melanjutkan, apabila kita mengingkarinya, Dia tidak memarahi kita, Dia tidak dengan lantas mengatakan bahwa kita berdosa atau mungkin mengatakan "Aku akan memutuskan nikmat-Ku padamu".
Sekalipun tidak.
Dia hanya melanjutkan seakan-akan "Ya sudah. Silahkan. Tapi semoga kamu ingat juga bahwa azab-Ku itu amat pedih."
Dan sungguh, lagi-lagi aku malu. itu seperti ketika aku malas belajar lantas ibuku tidak memarahiku untuk supaya rajin belajar, tapi beliau hanya bilang, "Tidak apa-apa kamu nggak belajar, Nanti kalau sudah besar kamu yang akan tahu rasanya seperti apa."
Allah pun, yang senantiasa percaya dengan mu bahkan disaat orang lain tidak percaya denganmu, yang senantiasa ada menghapus rasa kesedihan dan kekalutanmu disaat orang lain tidak ada yang peduli dengan mu, yang senantiasa hadir membantu mu bahkan disaat tidak ada satu pun orang yang ada untuk menolongmu, yang kehadirannya bahkan lebih dekat dengan urat nadimu, yang menghidupkan, mematikan, memastikan dirimu nyaman hidup di dunia, pemilik segala-galanya, yang mencintaimu sedemikian rupa, tidak lantas menjudge kamu "Hamba yang tidak tahu berterima kasih", "Hamba yang tidak tahu malu", "Hamba yang akan banyak dosanya di hari penghisaban nanti".
Hai.
Maka nikmatNya yang mana lagi kah yang pantas kita dustakan?
Masihkah kita mengutamakan untuk mengeluh dibanding kan bersyukur sedemikian rupa padaNya?
Butuhkah kita suatu alasan untuk tidak bersyukur padaNya?
Tidak akan ada.
Sungguh, kita tidak butuh alasan apapun untuk tidak bersyukur padaNya.
Alhamdulillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar