"Ra?"
"Hmm..." Kejora sok sibuk mengetik di laptopnya.
"Ra?"
"Apa, Nja?"
"Ra, masukin uang Rp 500.000,- buat infaq kebanyakan nggak?"
"Iyalah, Nja. Rp 200.000,- aja juga udah banyak banget. Orang-orang malah seringnya kalau nggak seribu, lima ribu, sepuluh ribu, ya ampun, seratus ribu juga jarang, Nja."
"Nah. Tapi kamu pernah mikir kayak gitu ga sama apa aja yang udah Allah kasih ke kita?"
Kejora menghentikan ketikannya. Diam sejenak.
"Iya nggak, Ra?"
Kejora masih diam.
"Ih si Ara diam aja ditanyain juga."
"Njaaaa...Kok kata-katamu "dalem" sih?"
"Dalem apanya? Nggak, Ra. Ini aku juga baru ngeh, kayak abis disentil. Yaaah merenung gitu lah, Ra."
Kejora menghampiri tempat Senja duduk. "Nja, gara-gara omongan kamu, aku baru inget belum infaq hari ini."
"Belum malam, Ra, Masih ada waktu buat infaq. Jalan ke mushala bentar selipin duit juga bisa. Atau kalau nggak, niatin sekarang mau sisihin uang berapa, infaq-in nya barengin sama infaq besok."
Kejora mengangguk-angguk, "Iya ya Nja. Betul juga. Kadang kita suka mikir, ngeluarin duit lima ribu aja buat infaq kayaknya susah banget. Takut banget kayak uang kita di dompet bakalan habis cuma gara-gara ngeluarin duit lima ribu."
Senja ikutan mengangguk. "Iya, Ra. Padahal kalau mau bandingin sama apa yang udah Allah kasih, ya ampun, kita mah nggak bakalan ada apa-apanya, ya Ra. Duit yang kita punya juga Allah yang ngasih. Bahkan mau napas buat bisa hidup aja Allah yang kasih. Kenapa kita malah pelit sama orang lain atau sekedar bersedekah di jalan Allah? Yang punya segalanya aja sama sekali nggak pelit."
"Iya, bener Nja. Padahal kata Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam, bersedekah itu nggak bakalan ngurangin harta(*). Itu juga mungkin ya yang bikin Utsman bin Affan Radhiallahu Anhu yang kaya nya nggak ketulungan, sekalipun dia sedekah sebanyak mungkin dan emang betul-betul karena Allah, hartanya nggak bakalan berkurang, malah makin banyak."
"Iya kah?" tanya Senja penasaran.
"Salah satunya sih waktu itu ceritanya Thalhah bin Ubaidillah r.a mau bayar hutangnya sama Utsman bin Affan r.a, pas mau bayar dan bilang sama Utsman kalau uang nya udah ada, beliau malah bilang ke Thalhah kalau "Udah uangnya buat kamu aja sebagai hadiah kepahlawananmu"(**). Thalhah r.a ngutang sama beliau aja dilepas hutangnya. Lah kita Njaaaa? Adik kita utang aja dua puluh ribu kayak nya dikejar-kejar banget deeeh. Malah suka nyari-nyari orang lain, "Ada yang punya utang sama gue gaaaa?"
Senja tertawa, "Ahahaha. Iya banget ya, Ra. Aku juga doyan banget mikir-mikirin, kira-kira ada yang ngutang ga ya sama aku? Terutama kalau duit lagi cekak."
Kejora mengangguk-angguk, "Iya, kadang juga suka ngerasa, duh sama uang aja kok sebegininya ya, Nja. Ya ampuuun. Malu sama Allah, maruk banget sama duit."
"Padahal hitung-hitungan sama harta pun juga ga baik ya, Ra(***). Itulah kenapa daritadi aku mikir dan nanya begitu, Ra. Kita hitung-hitungan banget sama apa yang kita punya, padahal Allah aja ngasih rezeki ke kita kapanpun dia mau. Nggak pakai hitung-hitungan."
Kejora menghela napas kuat-kuat, "Nja, aku sebetulnya pernah dikasih tahu sama ayah aku, kalau lupa sedekah, bawaannya lagi pengen "pelit" aja, coba baca Q.S Al-Hadid. Nanti kamu bakalan kayak dicubit(****). Tapi dasar aku nya aja yang yaaah bandel gitulah. Ah, payah deh aku."
"Oh iya, Ra? Ayah kamu emang the best lah. Oke nanti ngaji aku baca itu. Aku juga sebetulnya pernah ngeh sih ada hadits yang bilang, "Wahai kaum wanita, bersedekahlah walaupun dengan perhiasan kalian"(*****). Raaaa, kita kan wanitaaaa. Ngeri banget ya kitaaaa."
"Demi apa Njaaaa? Ya ampun, ingetin aku terus Nja kalau aku males banget buat infaq atau lagi pelit banget sama orang ya. Kita kan cewek Njaaaaa, ya ampuuun"
"Ada juga aku pernah diceritain dulu, waktu abis shalat ied, Rasulullah bilang gini ke kaum wanita, 'Wahai kaum wanita, bersedekahlah, karena sesungguhnya kebanyakan dari kalian menjadi bahan bakar api neraka jahanam'. Terus ada yang nanya, 'Kenapa gitu ya Rasul?' Rasulullah jawab, 'Karena kamu banyak mengeluh dan suka membangkang kepada suami.'(******) Raaa, kalau nanti aku dikasih kesempatan nikah, jangan sampai aku kebanyakan ngeluh sama ngebangkang sama suami deh. BAHAN BAKAR API NERAKA JAHANAM, Raaaa..."
"SERIUSAN NJAAA? BAHAN BAKAR API NERAKA JAHANAM? Ya Allah semoga Engkau jodohkan aku dengan laki-laki yang suka bersedekah dan mau ngajarin aku biar nggak ngeluh-ngeluh mulu sama dia. Aamiin."
"Mau nya siapa, Ra? Ahahaha."
"Anja! Seriusan ini do'anya. Tolong aamiin-in."
"Iya aamiin ya Allah. Semoga aku juga dijodohkan dengan laki-laki seperti itu. Soalnya kita kan perempuan ya Allah, banyak khilafnya, makanya semoga engkau jodohkan kita dengan sosok yang mau mengajarkan dan saling belajar tentang kebaikan. Iya nggak, Ra?"
"Kamu mau nya sama siapa, Nja? Hahahaha."
"Ra. ini seriusan juga. Eh, tapi ini do'a nya kayak curhat gini, iya nggak sih?"
Kejora terus tertawa, tapi sambil mencari-cari sesuatu di lemarinya. "Hahaha. Capek ah ketawa mulu. Nja, gimana kalau kita buat konsep sedekah sendiri. Semisalnya bingung mau sedekah kemana, daripada nggak jelas, tiap hari nih ya, kita taruh duit yang kita niatin buat sedekah di kotak ini, terus nanti mungkin tiap seminggu atau dua minggu sekali, baru kita masukin ke masjid atau sedekahin ke amal-amal ZIS yang ada disini. Tapi kalau mau sedekah langsung diluar sih silahkan aja. Ini biar kita makin sering dan banyak-banyakin nyisihin "kefanaan" aja kayak Utsman bin Affan r.a. Iya kaaan?"
"Cerdas banget si Kejora. Boleh-boleh. Taruh aja diatas TV, Ra. Aku mau masukin hari ini. Kamu sekalian aja masukin katanya belum infaq hari ini,"
"Ho oh. Bentar, Nja, doamu tadi buat siapa?"
"Araaaaa!"
"Seriusan, Njaaaa"
"Bodo ah."
"Katanya kalau doa kalau bisa sedetail mungkin Njaaa."
"Bodo. Kamu juga emang buat siapa? Hayooo?"
"Njaaa. Kasih tauuu"
"Nggaaak!"
***
Nb :
(*)
Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah bersabda, "Tidaklah sesuatu pemberian sedekah itu mengurangi banyaknya harta. Tidaklah Allah itu menambahkan seseorang akan sifat pengampunannya, melainkan ia akan bertambah pula kemuliaannya. Juga tidaklah seseorang itu merendahkan diri karena mengharapkan keridhaan Allah, melainkan ia akan diangkat pula derajatnya oleh Allah 'Azzawajalla" (H.R Muslim - Riyadhus Shalihin Hadits No. 554)
(**)
Tentang Utsman bin Affan r.a, beliau memang dikenal sebagai salah satu sosok sahabat Nabi SAW yang luar biasa kaya nggak abis-abis. Agak lebay sih bahasa saya, tapi kalau baca-baca kisahnya, emang betulan begitu. Dan memang masih banyak Sahabat Nabi SAW yang juga kaya dan dermawan, semisalnya Abdurrahman bin Auf r.a, beliau juga oke banget, kaya tapi dermawannya minta ampun. Tapi bagi saya Utsman bin Affan paling the best kalau soal tajir, dermawan, sekaligus lemah lembut luar biasa. Kayak udah satu paket buat dia. Beda banget sama manusia jaman sekarang.
"Beliau memiliki akhlak mulia, sangat pemalu, dermawan, dan terhormat, mendahulukan kebutuhan keluarga dan familinya dengan memberikan perhiasan dunia yang fana. Mungkin beliau bermaksud untuk mendorong mereka agar lebih mendahulukan sesuatu yang kekal daripada sesuatu yang fana."
"Diriwayatkan dari Ibnu Jarir bahwa Thalhah r.a datang menemui Utsman bin Affan r.a dluar masjid dan berkata pada beliau, "Uang lima puluh ribu yang dulu aku pinjam sekarang sudah ada, kirimlah utusanmu untuk datang mengambilnya!" Beliau menjawab, "Uang tersebut sudah kami hibahkan untukmu karena kepahlawananmu"
"Dari Abdurrahman bin Samurah bahwa pada suatu hari Utsman bin Affan r.a datang membawa seribu dinar dan meletakannya di kamar Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada dosa bagi Utsman setelah dia melakukan ini (diucapkan dua kali)" (Diambil dari Buku Al-Bidayah wan Nihayah - Masa Khulafa'ur Rasyidin; Bagian Khalifah Utsman bin Affan r.a - Pasal Pertama Biografi Utsman bin Affan r.a, Ibnu Katsir)
Oh iya, Utsman bin Affan juga bahkan waktu Ali bin Abi Thalib r.a mau menikah dengan Fatimah Azzahra r.a, beliau membeli pakaian perang Ali seharga 500 dirham. 400 dirham digunakan Ali untuk mas kawin, sedangkan yang 100 nya untuk biaya lain. Nggak lama kemudian, beliau mengembalikan baju perang Ali itu sebagai kado pernikahan. Dan lagi, bahkan saat beliau wafat pun, Ubaidillah bin Utbah memberitakan, beliau masih mempunyai harta yang disimpan penjaga gudangnya, yaitu: 30.500.000 dirham dan 100.000 dinar. dan itu kalau di konversiin dalam rupiah mencapai Rp 7,2 triliun. Keren ya?
(***)
Dari Asma' binti Abu Bakar As-Shiddiq r.a, katanya, "Rasulullah SAW bersabda kepadaku, "Jangan engkau menyimpan apa-apa yang ada di tanganmu, sebab kalau demikian maka Allah akan menyimpan terhadap dirimu - yakni engkau tidak diberi rezeki lagi"
Dalam riwayat lain disebutkan,
"Nafkahkanlah atau berikanlah atau sebarkanlah dan jangan engkau menghitung-hitungnya, sebab kalau demikian maka Allah akan menghitung-hitungkan karunia yang akan diberikan kepadamu. Jangan pula engkau mencegah - menahan untuk memberikan sesuatu, sebab kalau demikian maka Allah akan mencegah pemberianNya padamu" (Muttafaq 'alaih - Riyadhus Shalihin Hadits No. 557)
(****)
Sok atuh lah coba baca terjemahannya Q.S Al-Hadid. Semoga saling mengingatkan juga. :)
(*****)
Diriwayatkan dari Amr bin Al-Harits, dari Zainab istri Abdullah, ia berkata, "Saat itu aku berada di dalam masjid, lalu aku melihat Rasulullah SAW bersabda, "Wahai kaum wanita, bersedekahlah walaupun dengan perhiasan kalian". Saat itu Zainab sudah biasa bersedekah untuk Abdullah dan anak-anak yatim yang ada di rumahnya (dalam pengasuhannya). Kemudian Zainab berkata kepada Abdullah, "Tanyakan kepada Rasulullah SAW, apakah sudah cukup bagiku bersedakh untukmu dan anak-anak yatim yang ada di rumahku?" Abdullah berkata, "Kamu saja yang menanyakan halitu kepada beliau". Kemudian aku berangkat menemui Rasulullah SAW, akupun bertemu dengan seorang wanita dari golongan Anshar yang berada di depan pintu rumah beliau. Urusan wanita Anshar itu sama denganku. Lalu Bilal bin Rabah r.a lewat dihadapan kamu, kemudian kami meminta padanya untuk menanyakan hal ini kepada Rasulullah SAW. Kami meminta Bilal agar tidak memberitahukan perihal kami. Bilal pun masuk ke rumah Rasulullah SAW dan menanyakan hal itu. Lalu Rasulullah SAW bertanya, "Siapa dua orang itu?" Bilal menjawab, "Zainab". Rasulullah Saw bertanya, "Zainab siapa?" Bilal menjawab, "istri Abdullah". Kemudian beliau berkata. "Ya. Cukup. Dan ia mendapatkan dua pahala. Satu pahala sedekah dan satu lagi pahala kekerabatan". (H.R Shahih Bukhari No. 1466)
(******)
Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a, dia berkata, "Saya pernah menyaksikan shalat Ied bersama Rasulullah SAW. Beliau memulai hari raya dengan melaksanakan shalat Ied terlebih dahulu kemudian berkhutbah, tanpa adzan dan tanpa iqamah. Kemudian beliau berdiri dengan berpegangan kepada Bilal bin Rabah. Rasulullah SAW memerintahkan manusia untuk bertakwa dan mendorong untuk menaati Allah SWT. Beliau menasihati dan mengingatkan mereka. Kemudian beliau berlalu hingga sampai kepada kaum wanita. Beliau pun menasihati kaum wanita dan mengingatkan mereka. Beliau bersabda, "Wahai kaum wanita, bersedekahlah, karena sesungguhnya kebanyakan kalian menjadi bahan bakar api neraka Jahanam". Lalu ada seorang wanita berdiri dengan wajah merah hitam pada pipinya yang berada di tengah-tengah kerumunan mereka. Wanita itu bertanya, "Kenapa seperti itu Rasulullah?" Rasulullah SAW menjawab, "Karena kamu banyak mengeluh dan suka membangkang kepada suami." Jabir berkata, "Setelah itu, mereka menyedekahkan perhiasan mereka. Mereka melemparkan anting dan cincin yang mereka pakai ke kain yang dibentangkan oleh Bilal". (H.R Shahih Bukhari)
Ciaoo!
"Hmm..." Kejora sok sibuk mengetik di laptopnya.
"Ra?"
"Apa, Nja?"
"Ra, masukin uang Rp 500.000,- buat infaq kebanyakan nggak?"
"Iyalah, Nja. Rp 200.000,- aja juga udah banyak banget. Orang-orang malah seringnya kalau nggak seribu, lima ribu, sepuluh ribu, ya ampun, seratus ribu juga jarang, Nja."
"Nah. Tapi kamu pernah mikir kayak gitu ga sama apa aja yang udah Allah kasih ke kita?"
Kejora menghentikan ketikannya. Diam sejenak.
"Iya nggak, Ra?"
Kejora masih diam.
"Ih si Ara diam aja ditanyain juga."
"Njaaaa...Kok kata-katamu "dalem" sih?"
"Dalem apanya? Nggak, Ra. Ini aku juga baru ngeh, kayak abis disentil. Yaaah merenung gitu lah, Ra."
Kejora menghampiri tempat Senja duduk. "Nja, gara-gara omongan kamu, aku baru inget belum infaq hari ini."
"Belum malam, Ra, Masih ada waktu buat infaq. Jalan ke mushala bentar selipin duit juga bisa. Atau kalau nggak, niatin sekarang mau sisihin uang berapa, infaq-in nya barengin sama infaq besok."
Kejora mengangguk-angguk, "Iya ya Nja. Betul juga. Kadang kita suka mikir, ngeluarin duit lima ribu aja buat infaq kayaknya susah banget. Takut banget kayak uang kita di dompet bakalan habis cuma gara-gara ngeluarin duit lima ribu."
Senja ikutan mengangguk. "Iya, Ra. Padahal kalau mau bandingin sama apa yang udah Allah kasih, ya ampun, kita mah nggak bakalan ada apa-apanya, ya Ra. Duit yang kita punya juga Allah yang ngasih. Bahkan mau napas buat bisa hidup aja Allah yang kasih. Kenapa kita malah pelit sama orang lain atau sekedar bersedekah di jalan Allah? Yang punya segalanya aja sama sekali nggak pelit."
"Iya, bener Nja. Padahal kata Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam, bersedekah itu nggak bakalan ngurangin harta(*). Itu juga mungkin ya yang bikin Utsman bin Affan Radhiallahu Anhu yang kaya nya nggak ketulungan, sekalipun dia sedekah sebanyak mungkin dan emang betul-betul karena Allah, hartanya nggak bakalan berkurang, malah makin banyak."
"Iya kah?" tanya Senja penasaran.
"Salah satunya sih waktu itu ceritanya Thalhah bin Ubaidillah r.a mau bayar hutangnya sama Utsman bin Affan r.a, pas mau bayar dan bilang sama Utsman kalau uang nya udah ada, beliau malah bilang ke Thalhah kalau "Udah uangnya buat kamu aja sebagai hadiah kepahlawananmu"(**). Thalhah r.a ngutang sama beliau aja dilepas hutangnya. Lah kita Njaaaa? Adik kita utang aja dua puluh ribu kayak nya dikejar-kejar banget deeeh. Malah suka nyari-nyari orang lain, "Ada yang punya utang sama gue gaaaa?"
Senja tertawa, "Ahahaha. Iya banget ya, Ra. Aku juga doyan banget mikir-mikirin, kira-kira ada yang ngutang ga ya sama aku? Terutama kalau duit lagi cekak."
Kejora mengangguk-angguk, "Iya, kadang juga suka ngerasa, duh sama uang aja kok sebegininya ya, Nja. Ya ampuuun. Malu sama Allah, maruk banget sama duit."
"Padahal hitung-hitungan sama harta pun juga ga baik ya, Ra(***). Itulah kenapa daritadi aku mikir dan nanya begitu, Ra. Kita hitung-hitungan banget sama apa yang kita punya, padahal Allah aja ngasih rezeki ke kita kapanpun dia mau. Nggak pakai hitung-hitungan."
Kejora menghela napas kuat-kuat, "Nja, aku sebetulnya pernah dikasih tahu sama ayah aku, kalau lupa sedekah, bawaannya lagi pengen "pelit" aja, coba baca Q.S Al-Hadid. Nanti kamu bakalan kayak dicubit(****). Tapi dasar aku nya aja yang yaaah bandel gitulah. Ah, payah deh aku."
"Oh iya, Ra? Ayah kamu emang the best lah. Oke nanti ngaji aku baca itu. Aku juga sebetulnya pernah ngeh sih ada hadits yang bilang, "Wahai kaum wanita, bersedekahlah walaupun dengan perhiasan kalian"(*****). Raaaa, kita kan wanitaaaa. Ngeri banget ya kitaaaa."
"Demi apa Njaaaa? Ya ampun, ingetin aku terus Nja kalau aku males banget buat infaq atau lagi pelit banget sama orang ya. Kita kan cewek Njaaaaa, ya ampuuun"
"Ada juga aku pernah diceritain dulu, waktu abis shalat ied, Rasulullah bilang gini ke kaum wanita, 'Wahai kaum wanita, bersedekahlah, karena sesungguhnya kebanyakan dari kalian menjadi bahan bakar api neraka jahanam'. Terus ada yang nanya, 'Kenapa gitu ya Rasul?' Rasulullah jawab, 'Karena kamu banyak mengeluh dan suka membangkang kepada suami.'(******) Raaa, kalau nanti aku dikasih kesempatan nikah, jangan sampai aku kebanyakan ngeluh sama ngebangkang sama suami deh. BAHAN BAKAR API NERAKA JAHANAM, Raaaa..."
"SERIUSAN NJAAA? BAHAN BAKAR API NERAKA JAHANAM? Ya Allah semoga Engkau jodohkan aku dengan laki-laki yang suka bersedekah dan mau ngajarin aku biar nggak ngeluh-ngeluh mulu sama dia. Aamiin."
"Mau nya siapa, Ra? Ahahaha."
"Anja! Seriusan ini do'anya. Tolong aamiin-in."
"Iya aamiin ya Allah. Semoga aku juga dijodohkan dengan laki-laki seperti itu. Soalnya kita kan perempuan ya Allah, banyak khilafnya, makanya semoga engkau jodohkan kita dengan sosok yang mau mengajarkan dan saling belajar tentang kebaikan. Iya nggak, Ra?"
"Kamu mau nya sama siapa, Nja? Hahahaha."
"Ra. ini seriusan juga. Eh, tapi ini do'a nya kayak curhat gini, iya nggak sih?"
Kejora terus tertawa, tapi sambil mencari-cari sesuatu di lemarinya. "Hahaha. Capek ah ketawa mulu. Nja, gimana kalau kita buat konsep sedekah sendiri. Semisalnya bingung mau sedekah kemana, daripada nggak jelas, tiap hari nih ya, kita taruh duit yang kita niatin buat sedekah di kotak ini, terus nanti mungkin tiap seminggu atau dua minggu sekali, baru kita masukin ke masjid atau sedekahin ke amal-amal ZIS yang ada disini. Tapi kalau mau sedekah langsung diluar sih silahkan aja. Ini biar kita makin sering dan banyak-banyakin nyisihin "kefanaan" aja kayak Utsman bin Affan r.a. Iya kaaan?"
"Cerdas banget si Kejora. Boleh-boleh. Taruh aja diatas TV, Ra. Aku mau masukin hari ini. Kamu sekalian aja masukin katanya belum infaq hari ini,"
"Ho oh. Bentar, Nja, doamu tadi buat siapa?"
"Araaaaa!"
"Seriusan, Njaaaa"
"Bodo ah."
"Katanya kalau doa kalau bisa sedetail mungkin Njaaa."
"Bodo. Kamu juga emang buat siapa? Hayooo?"
"Njaaa. Kasih tauuu"
"Nggaaak!"
***
Nb :
(*)
Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah bersabda, "Tidaklah sesuatu pemberian sedekah itu mengurangi banyaknya harta. Tidaklah Allah itu menambahkan seseorang akan sifat pengampunannya, melainkan ia akan bertambah pula kemuliaannya. Juga tidaklah seseorang itu merendahkan diri karena mengharapkan keridhaan Allah, melainkan ia akan diangkat pula derajatnya oleh Allah 'Azzawajalla" (H.R Muslim - Riyadhus Shalihin Hadits No. 554)
(**)
Tentang Utsman bin Affan r.a, beliau memang dikenal sebagai salah satu sosok sahabat Nabi SAW yang luar biasa kaya nggak abis-abis. Agak lebay sih bahasa saya, tapi kalau baca-baca kisahnya, emang betulan begitu. Dan memang masih banyak Sahabat Nabi SAW yang juga kaya dan dermawan, semisalnya Abdurrahman bin Auf r.a, beliau juga oke banget, kaya tapi dermawannya minta ampun. Tapi bagi saya Utsman bin Affan paling the best kalau soal tajir, dermawan, sekaligus lemah lembut luar biasa. Kayak udah satu paket buat dia. Beda banget sama manusia jaman sekarang.
"Beliau memiliki akhlak mulia, sangat pemalu, dermawan, dan terhormat, mendahulukan kebutuhan keluarga dan familinya dengan memberikan perhiasan dunia yang fana. Mungkin beliau bermaksud untuk mendorong mereka agar lebih mendahulukan sesuatu yang kekal daripada sesuatu yang fana."
"Diriwayatkan dari Ibnu Jarir bahwa Thalhah r.a datang menemui Utsman bin Affan r.a dluar masjid dan berkata pada beliau, "Uang lima puluh ribu yang dulu aku pinjam sekarang sudah ada, kirimlah utusanmu untuk datang mengambilnya!" Beliau menjawab, "Uang tersebut sudah kami hibahkan untukmu karena kepahlawananmu"
"Dari Abdurrahman bin Samurah bahwa pada suatu hari Utsman bin Affan r.a datang membawa seribu dinar dan meletakannya di kamar Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada dosa bagi Utsman setelah dia melakukan ini (diucapkan dua kali)" (Diambil dari Buku Al-Bidayah wan Nihayah - Masa Khulafa'ur Rasyidin; Bagian Khalifah Utsman bin Affan r.a - Pasal Pertama Biografi Utsman bin Affan r.a, Ibnu Katsir)
Oh iya, Utsman bin Affan juga bahkan waktu Ali bin Abi Thalib r.a mau menikah dengan Fatimah Azzahra r.a, beliau membeli pakaian perang Ali seharga 500 dirham. 400 dirham digunakan Ali untuk mas kawin, sedangkan yang 100 nya untuk biaya lain. Nggak lama kemudian, beliau mengembalikan baju perang Ali itu sebagai kado pernikahan. Dan lagi, bahkan saat beliau wafat pun, Ubaidillah bin Utbah memberitakan, beliau masih mempunyai harta yang disimpan penjaga gudangnya, yaitu: 30.500.000 dirham dan 100.000 dinar. dan itu kalau di konversiin dalam rupiah mencapai Rp 7,2 triliun. Keren ya?
(***)
Dari Asma' binti Abu Bakar As-Shiddiq r.a, katanya, "Rasulullah SAW bersabda kepadaku, "Jangan engkau menyimpan apa-apa yang ada di tanganmu, sebab kalau demikian maka Allah akan menyimpan terhadap dirimu - yakni engkau tidak diberi rezeki lagi"
Dalam riwayat lain disebutkan,
"Nafkahkanlah atau berikanlah atau sebarkanlah dan jangan engkau menghitung-hitungnya, sebab kalau demikian maka Allah akan menghitung-hitungkan karunia yang akan diberikan kepadamu. Jangan pula engkau mencegah - menahan untuk memberikan sesuatu, sebab kalau demikian maka Allah akan mencegah pemberianNya padamu" (Muttafaq 'alaih - Riyadhus Shalihin Hadits No. 557)
(****)
Sok atuh lah coba baca terjemahannya Q.S Al-Hadid. Semoga saling mengingatkan juga. :)
(*****)
Diriwayatkan dari Amr bin Al-Harits, dari Zainab istri Abdullah, ia berkata, "Saat itu aku berada di dalam masjid, lalu aku melihat Rasulullah SAW bersabda, "Wahai kaum wanita, bersedekahlah walaupun dengan perhiasan kalian". Saat itu Zainab sudah biasa bersedekah untuk Abdullah dan anak-anak yatim yang ada di rumahnya (dalam pengasuhannya). Kemudian Zainab berkata kepada Abdullah, "Tanyakan kepada Rasulullah SAW, apakah sudah cukup bagiku bersedakh untukmu dan anak-anak yatim yang ada di rumahku?" Abdullah berkata, "Kamu saja yang menanyakan halitu kepada beliau". Kemudian aku berangkat menemui Rasulullah SAW, akupun bertemu dengan seorang wanita dari golongan Anshar yang berada di depan pintu rumah beliau. Urusan wanita Anshar itu sama denganku. Lalu Bilal bin Rabah r.a lewat dihadapan kamu, kemudian kami meminta padanya untuk menanyakan hal ini kepada Rasulullah SAW. Kami meminta Bilal agar tidak memberitahukan perihal kami. Bilal pun masuk ke rumah Rasulullah SAW dan menanyakan hal itu. Lalu Rasulullah SAW bertanya, "Siapa dua orang itu?" Bilal menjawab, "Zainab". Rasulullah Saw bertanya, "Zainab siapa?" Bilal menjawab, "istri Abdullah". Kemudian beliau berkata. "Ya. Cukup. Dan ia mendapatkan dua pahala. Satu pahala sedekah dan satu lagi pahala kekerabatan". (H.R Shahih Bukhari No. 1466)
(******)
Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a, dia berkata, "Saya pernah menyaksikan shalat Ied bersama Rasulullah SAW. Beliau memulai hari raya dengan melaksanakan shalat Ied terlebih dahulu kemudian berkhutbah, tanpa adzan dan tanpa iqamah. Kemudian beliau berdiri dengan berpegangan kepada Bilal bin Rabah. Rasulullah SAW memerintahkan manusia untuk bertakwa dan mendorong untuk menaati Allah SWT. Beliau menasihati dan mengingatkan mereka. Kemudian beliau berlalu hingga sampai kepada kaum wanita. Beliau pun menasihati kaum wanita dan mengingatkan mereka. Beliau bersabda, "Wahai kaum wanita, bersedekahlah, karena sesungguhnya kebanyakan kalian menjadi bahan bakar api neraka Jahanam". Lalu ada seorang wanita berdiri dengan wajah merah hitam pada pipinya yang berada di tengah-tengah kerumunan mereka. Wanita itu bertanya, "Kenapa seperti itu Rasulullah?" Rasulullah SAW menjawab, "Karena kamu banyak mengeluh dan suka membangkang kepada suami." Jabir berkata, "Setelah itu, mereka menyedekahkan perhiasan mereka. Mereka melemparkan anting dan cincin yang mereka pakai ke kain yang dibentangkan oleh Bilal". (H.R Shahih Bukhari)
Ciaoo!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar