Teman adalah hadiah dari Allah Subhanallahu Wa Ta'ala buat kita.
Seperti hadiah.
Ada yang bungkusnya bagus dan ada yang bungkusnya jelek.
Yang bungkusnya bagus punya wajah yang rupawan atau kepribadian yang menarik.
Yang bungkusnya jelek punya wajah biasa saja atau kepribadian yang biasa saja atau malah menjengkelkan.
Seperti hadiah.
Ada yang isinya bagus dan ada yang isinya jelek.
Yang isinya bagus punya jiwa yang begitu indah sehingga kita terpukau.
Ketika berbagi rasa dengannya, ketika kita tahan menghabiskan waktu berjam-jam saling bercerita.
Dan menghibur, menangis bersama, dan tertawa bersama.
Kita mencintai dia dan dia mencintai kita.
Yang isinya buruk punya jiwa yang terluka. Begitu dalam luka-lukanya sehingga jiwanya tidak mampu lagi mencintai yang justru karena ia tidak merasakan cinta dalam hidupnya.
Sayangnya yang kita tangkap darinya seringkali justru sikap penolakan, dendam, kebencian, iri hati, kesombongan, amarah, dan sejenisnya.
Kita tidak suka dengan jiwa-jiwa semacam ini dan mencoba menghindari dari mereka. Kita tidak tahu bahwa itu semua BUKANLAH karena mereka pada dasarnya buruk, tapi...
Karena ketidakmampuan jiwanya memberikan cinta yang karena justru ia yang membutuhkan cinta kita, membutuhkan simpati kita, kesabaran, dan keberanian kita untuk mendengarkan luka-luka terdalam yang memasung jiwanya.
Bagaimana bisa kita mengharapkan seseorang yang terluka berlari bersama kita?
Bagaimana bisa kita mengajak seseorang yang takut air untuk berenang bersama?
Luka di lututnya dan ketakutan terhadap airlah yang mesti disembuhkan. bukan mencaci mereka.
Karena mereka tidak akan bilang bahwa "lutut" mereka terluka atau mereka takut "air" tapi mereka akan bilang bahwa mereka tidak suka berlari atau mereka akan bilang bahwa berenang itu membosankan.
Dan sejenisnya.
Karena bagaimanapun mereka manusia yang punya harga diri.
Mereka tidak akan bilang, "Aku tidak bisa menari"
Tapi mereka akan bilang, "Menari itu tidak menarik"
Mereka tidak akan bilang, "Aku membutuhkan kamu"
Tapi mereka akan bilang,"Tidak ada yang cocok denganku"
Mereka tidak akan bilang, "Aku kesepian"
Tapi mereka akan bilang, "Teman-temanku sudah lulus semua"
Mereka tidak akan bilang, "Aku butuh diterima"
Tapi mereka akan bilang, "Aku ini buruk, siapa yang bakal tahan?"
It's a defense.
Seorang sahabat sama seperti satu permata yang tak ternilai harganya.
Kawan bisa membuat kita ceria.
Mereka meminjamkan telinganya kepada kita pada saat kita membutuhkannya.
Mereka bersedia membuka hati maupun perasaannya untuk berbagi suka dan duka dengan kita pada saat kita membutuhkannya.
Maka dari itu janganlah buang waktu yang kita miliki, janganlah sia-siakan waktu yang sedemikian berharganya.
Bagikanlah sebagian dari waktu yang kita miliki untuk seorang kawan.
Pasti waktu yang kita berikan tersebut akan kembali seperti juga satu lingkaran.
-dari seorang teman-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar